1. GGRM
Setelah di awal agustus harga saham GGRM turun dari 30rban ke level 24rban dan selama 2 bulan GGRM bergerak disitu-situ saja sepertinya penurunan GGRM sudah tertahan di level MA200 nya.
hal ini menjadi menarik untuk saya menambah bobot di GGRM.
Kinerja GGRM sendiri sebetulnya sudah mengalami perbaikan dibanding tahun lalu dapat dilihat dari tabel RTI dibawah.
Namun harga sahamnya tidak kemana-kemana sejak laporan Q1 2023 nya diumumkan ini menjadi peluang yang baik untuk saya menambah bobot GGRM.
di harganya saat ini Rp24.600 menunjukkan nilai pbvnya 0,8x dengan PER disetahunkan 7,2x
jika GGRM membagikan dividen setara dengan nilai tahun lalu maka yieldnya menjadi 4,88% tidak terlalu baik tapi jika ditarik kebelakang sejarah pembagian dividennya GGRM pernah membagikan dividen dengan nilai Rp 2.250 dan Rp 2.600 jika tahun 2024 nanti dividen yang dibagian senilai ini maka akan menjadi menarik.
kesimpulannya kinerja GGRM yang sudah membaik dibanding tahun lalu dan valuasi yang masih murah dengan pbv 0,8x dan harga saham yang belum mencerminkan harga wajarnya menjadi menarik untuk di koleksi.
2.HMSP
ini saham rokok kedua yang masuk dalam watchlist saya, pernah mengalami pengalaman buruk dengan emiten ini dengan cutloss yang sangat dalam dari level 3rban sampai 1rban.
Dengan harganya saat ini Rp 865 menunjukkan valuasi pbv 3,94x dengan PER 13,42x, HMSP memang memiliki pbv yang premium di karenakan sejarah perusahaannya sebagai market leader dan terus mengalami pertumbuhan yang konsisten sampai pada tahun 2020 kinerja HMSP menurun.
untuk tahun 2023 ini sendiri sebetulnya kinerja HMSP sudah lebih membaik dibanding tahun 2022.
sebagai perusahaan yang memimpin pasar kenaikan dan penurunan kinerja HMSP sebetulnya lebih stabil dibanding perusahaan kompetitornya.
kesimpulan dengan pbv 3,94x valuasi HMSP masih terasa mahal dengan ROE 29,38%. Namun HMSP tetap masuk dalam watchlist saya menunggu valuasinya lebih murah lagi.
3.SIDO
Emiten ini sudah masuk dalam watchlist saya beberapa bulan terakhir harganya sudah turun terus dari awal maret 2023 sampai hari ini.
Ini disebabkan pertumbuhan kinerja SIDO yang sudah terhenti. dapat dilihat pada tabel RTI dibawah, kinerja SIDO tahun 2023 sama dengan kinerjanya ditahun 2022.
Harapan market kinerja SIDO dapat terus bertumbuh ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dengan valuasinya ketika di harga Rp 1000 / lbr sama dengan pbv 10x ini sudah sangat premium namun kinerjanya yang tidak sesuai menyebabkan harga sahamnya turun terus sampai pada valuasi pbv 5,4x dan per 19,7x pada harga Rp 590.
Pergerakan harga saham SIDO kedepan sepertinya akan sangat tergantung pada kinerjanya di Q3 2023, besar kemungkinan kinerja akan menurun karena pihak top managemen sendiri merevisi target kinerjanya ditahun 2023 ini. untuk mengalami rebound harga di Q3 2023 ini sepertinya SIDO harus mencetak laba yang lebih tinggi dari Q3 2022 jika kinerjanya masih sama besar kemungkinan harga sahamnya tidak kemana-mana atau malah turun.
4. ERAA
Mirip dengan SIDO kinerja pertumbuhan ERAA pun terhenti pada tahun 2022, tahun 2022 ERAA mencetak laba yang hampir sama dengan tahun 2021 namun untuk valuasi harga sahamnya sendiri tidak semahal SIDO dengan harga saham saat ini Rp 452 maka pbv ERAA 1x dan PER 7,8x.
menurut saya di harganya saat ini ERAA sudah berada pada harga wajarnya tidak mahal dan tidak murah juga.
ERAA masuk dalam watchlist saya sambil menunggu MOS ( margin of safety ) yang cukup dan juga menunggu bagaimana kinerja ERAA di Q3 2023 ini.
ERAA masuk dalam watchlist saya sambil menunggu MOS ( margin of safety ) yang cukup dan juga menunggu bagaimana kinerja ERAA di Q3 2023 ini.
Disclaimer on, tulisan ini bukan ajakan untuk membeli saham tertentu tapi hanya sebagai pengingat untuk saya. Do Your own Analyst